Walaupun Lahannya Tidak Masuk Pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 Poco Leok, Tu’a Gendang Rebak: Saya Dukung Geothermal

Aksi Damai Komunitas Masyarakat Adat Poco Leok, Dukung Pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 di Poco Leok (FN)

Manggarai, FN – Saya minta PLN jangan takut hadapi para penolak pembangunan Geothermal di Poco Leok. Saya mau program ini cepat dilaksanakan, karena saya masih hidup. Dugaan saya ada orang yang menghasut kami disini (Poco Leok).

Demikian disampaikan Tu’a Gendang Rebak, Pius Paput (76), kepada awak media. Dirinya secara tegas mendukung langkah pemerintah dan PLN untuk mengembangkan potensi energi panas bumi di wilayah Poco Leok.

Bacaan Lainnya

Pius Paput menegaskan sebagai Tu’a Gendang, dirinya mendukung penuh program pemerintah pada era presiden Joko Widodo, karena menurut dia Presiden Jokowi, sangat peduli terhadap masyarakat kecil termasuk orang Lungar.

“Saya dukung Presiden Jokowi termasuk PLN. Saya tidak mau program Geothermal di Poco Leok gagal karena pihak luar. Kalau dampak baik program silahkan jalan terus. Pemerintah dan PLN tidak boleh takut, kami siap mendukung,” tegas Pius Paput.

Aksi damai mendukung pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panans Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 Poco Leok, ungkap Pius Paput, merupakan bentuk dukungan serta keseriusan warga Poco Leok, baik pemilik lahan maupun bukan pemilik lahan.

“Saya punya lahan tidak masuk dalam wilayah pembangunan Geothermal, tetapi saya dukung. Saya sudah tua hadir aksi hari ini dukung niat baik pemerintah,” tegas Tu’u Gendang Rebak itu.

Menurut dia, warga yang ikut menolak pengembangan Geothermal di Poco Leok, merupakan warga yang lahan miliknya bukan masuk dalam lokasi pengembangan.

“Yang tolak itu warga yang lokasinya tidak masuk dalam pengembangan Geothermal. Saya punya lahan juga tidak masuk tetapi saya dukung. Tanah saya juga rela serahkan buat akses jalan dan saya sudah tandatangan,” beber Pius Paput.

Dalam proses pelebaran jalan dari pihak PLN, sambung dia, pihaknya telah menyetujui, “ini bentuk dukungan saya terhadap pemerintah. Serahkan ke PLN biar jalan bagus karena mau buat aspal”.

Yang paling penting kata Pius Paput, pihak pemilik lahan tidak keberatan atau menolak lahannya untuk dilakukan eksplorasi.

“Sekarang begini pak, yang paling penting para pemilik lahan tidak keberatan dan menolak. Kalau mereka mendukung saya pun pasti mendukung, itu saja,” tutupnya.

Sementara koordinator aksi damai tergabung dalam Komunitas Masyarakat Adat Poco Leok, Raimundus Wajong, menegaskan pemerintah punya niat yang baik untuk mengembangkan potensi energi panas bumi di wilayah Poco Leok.

“Sejak dari nenek moyang Poco Leok, mereka selalu bersatu untuk mendukung program pemerintah,” tegas Raimundus dalam orasi terbukanya.

Dijelaskan Raimundus saat berorasi, pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok, merupakan langkah strategis pemerintah untuk mengatasi kurangnya pasokan listrik terhadap pelanggan di wilayah kabupaten Manggarai.

Ia juga secara tegas menyampaikan, ada orang yang mencoba menghasut warga Poco Leok menolak pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok “mereka itu ada yang perintah agar menggagalkan proyek Geothermal”.

“Kita harus berterimaksih kepada Presiden Joko Widodo, walaupun Poco Leok berada di pelosok negeri, namun kita diperhitungkan secara nasional melalui Geothermal. Program Presiden Jokowi selalu pro terhadap masyarakat,” tegasnya.

Sebagai orang yang lahir di wilayah Poco Leok, Raimundus menegaskan agar jangan mau dipengaruhi oleh orang yang memiliki kepentingan terselubung dibalik penolakkan pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok.

“Kita satu keturunan, jangan dipisahkan oleh orang yang punya kepentingan pribadi lalu dia pergi meninggalkan kita tetap sengsara,” tegasnya lagi.

Melalui pembangunan Geothermal di wilayah Poco Leok sebutnya, “nantinya pasti ada pembangunan ikutan berupa infrastruktur serta pembangunan lain oleh pemerintah. Kita harus yakin dan percaya Jokowi pasti ingat kita di Poco Leok”.

Sebagai orang Poco Leok, Raimundus mengaku malu karena nilai-nilai budaya sopan santun dan kebiasaan berdiskusi sudah luntur “ini semua gara-gara masuknya orang dari luar menghasut kita di Poco Leok”.

“Kita orang Poco Leok menjunjung tinggi nilai budaya. Kunjungan seorang pemimpin daerah, kita tidak hiraukan. Hilang semua budaya sopan santun karena ada hasutan pihak luar. Leluhur kita tidak menginginkan kita seperti itu. Kita sudah salah. Leluhur kita pasti marah dengan kita semua. Kita masuk ke jurang karena orang lain,” ucapnya.

Raimundus juga menyebutkan, ratusan warga yang mengikuti aksi damai merupakan seratus persen dukung total pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok.

“Aksi damai hari ini tidak ada yang perintah atau karena disuruh oleh siapapun atau pihak manapun. Tetapi aksi ini bentuk dukungan kami dari hati yang paling dalam untuk mendukung pemerintah,” tutupnya.

Untuk diketahui massa aksi yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Adat Poco Leok, merupakan gabungan masyarakat pemilik lahan serta masyarakat tidak masuk dalam pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6, diantaranya warga desa Koak, desa Tadi, desa Satar Long, desa Lego, desa Gara, desa Lungar, desa Mocok dan warga masyarakat desa Golo Muntas.

Pos terkait