MANGGARAI, FN – Bupati Manggarai, Heribertus Geradus Laju Nabit dan Wakil Bupati Manggarai, Heribertus Ngabut tak sejalan lagi di Pilkada Manggarai alias berpisah.
Perpisahan keduanya mencuat pasca Wakil Bupati Heribertus Ngabut lebih dulu menyatakan sikap ingin maju sebagai bakal calon bupati, Maret 2024 lalu.
Keduanya pun tak akur lagi layaknya pasangan Pilkada 2020 lalu yang mengusung slogan “Perubahan”.
Slogan perubahan rupanya berhenti sampai di Februari 2025, mengikuti masa jabatan keduanya.
Saat ini Nabit berjalan sendiri mencari bakal calon wakil, demikian Ngabut juga berjalan sendiri mencari pendampingnya lima tahun ke depan.
Mereka rupanya tak meniru jejak pendahulu Christian Rotok dan Kamelus Deno yang tetap kompak dalam perhelatan pilkada 2010 usai satu periode [2005-2010] memimpin wilayah yang dikenal dengan sebutan Nuca Lale itu.
Deno juga tetap menggaet Victor Madur pada pilkada 2020 setelah menang pada pilkada 2015.
Justru hal berbeda ditunjukan Nabit dan Ngabut yang saat pilkada 2020 dikenal dengan sebutan H2N malah pilkada 2024 pisah ranjang.
Keduanya juga sudah mendaftar di beberapa partai politik untuk mendapat kendaraan maju Pilkada Manggarai.
Nabit sudah mendaftar ke PDIP, Nasdem, PAN dan PKB.
Sementara Ngabut sudah mendaftar ke PDIP, Demokrat, Nasdem, PAN, PKB, Perindo dan Hanura.
Pada pilkada 2020, H2N diusung oleh PDI-Perjuangan, Golkar, PKB, Gerindra, Hanura dan PKS.
Konfigurasi dukungan partai-partai ini tentu akan berubah pada pilkada 2024, seiring dengan dinamika politik terkini.
Nabit dan Ngabut kini sama-sama berjuang mendapat dukungan partai-partai tersebut, termasuk PAN, Nasdem dan Demokrat yang pada pilkada 2020 mendukung pasangan Deno-Madur.
Keduanya memang sama-sama kader partai politik besar di Indonesia.
Nabit saat ini menjabat Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPC PDI-Perjuangan Kabupaten Manggarai.
Sementara Ngabut adalah mantan Pegawai Eselon II B yang bergabung dengan Partai Golkar sejak pilkada 2020.
Nama keduanya pun juga dipanggil partai Golkar untuk masuk dalam radar survei gotong royong.
Siapakah yang mendapat SK Golkar nantinya, semua itu tergantung pada hasil survei.
Ketua DPD II Golkar Manggarai, Yoakim Yohanes Jehati mengatakan, bakal calon yang mengikuti survei gotong royong hanya ada dua nama, yakni Heribertus Geradus Laju Nabit yang saat ini menjabat Bupati Manggarai dan Heribertus Ngabut yang saat ini menjabat Wakil Bupati Manggarai.
Dua nama ini, kata Yoakim, telah menyatakan kesediaan untuk mengikuti survei dengan biaya gotong royong, sehingga Golkar langsung melakukan penjaringan untuk dua nama ini.
Akan tetapi bukan hanya dua nama ini yang menjadi prioritas survei, ada juga kandidat internal Golkar yang disurvei dan hasilnya nanti menjadi konsumsi internal partai.
“Yang mengikuti survei hanya Heri Nabit dan Heri Ngabut. Tetapi ada juga kandidat internal yang disurvei, hasilnya akan menjadi konsumsi internal partai” kata mantan Ketua GMNI Cabang Manggarai itu.
Sedangkan Gerindera sama sekali tak membuka pendaftaran karena mengusung kadernya sendiri di Pilkada Manggarai, yakni Yohanes Halut.
“Satu-satunya partai di Manggarai yang tidak membuka pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati hanya Gerindera. Kami sedang berproses dan akan mengusung kader sendiri di Pilkada 2024” ungkap Ketua DPC Gerindera Kabupaten Manggarai, Dian Sehadun.
Ukur Kekuatan Dari Basis Jumlah Pemilih
Lantas bagaimana peta dukungan keduanya setelah resmi pecah kongsi?
Fokusntt.com mencoba menelusuri kekuatan basis jumlah pemilih di wilayah masing-masing bakal calon bupati ini.
Nabit berasal dari Todo Satarmese Barat, lahir di Ruteng Desember 1976 silam dan klaim punya keluarga besar Cibal.
Sementara Ngabut berasal dari Langke, Rahong Utara dan klaim punya keluarga besar di Kecamatan Ruteng.
Satarmese sendiri terbagi dalam tiga wilayah, yakni Satarmese Timur, Satarmese Barat dan Satarmese Utara.
Sementara Rahong Utara hanya berdiri sendiri sebagai satu Kecamatan.
Berdasarkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pileg Februari 2024 lalu yang dirilis Komisi Pemilihan Umum jumlah pemilih untuk Kabupaten Manggarai sebanyak 219.120.
Satarmese memiliki jumlah DPT dengan total 24.935 pemilih, Satarmese Barat memiliki jumlah DPT dengan total 14.220 dan Satarmese Utara memiliki jumlah DPT dengan total 10.985.
Selain itu Rahong Utara hanya mencapai 10.045 pemilih, nyaris sama dengan Satarmese Utara dan Reok Barat.
Apabila tiga kekuatan Satarmese ini bersatu mendukung Nabit di Pilkada Manggarai maka Nabit bisa mendulang suara tebal.
Hal ini tidak terlepas dari asal usul Nabit. Ia memang lahir di Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, namun ayah dan kakeknya berasal dari Todo, Satar Mese Barat.
Tiga kecamatan di Satar Mese Raya merupakan wilayah dengan kontribusi sekitar 22 persen pemilih di Manggarai, berdasarkan Daftar Pemilih Tetap pemilu 2024.
Ngabut berasal dari Langke, wilayah Rahong, yang masuk Kecamatan Rahong Utara, pemekaran dari Kecamatan Ruteng.
Wilayah Rahong, yang mencakup dua kecamatan itu merupakan penyumbang sekitar 21 persen pemilih di Manggarai.
Bila asal usul linear dengan perolehan suara, maka baik Nabit maupun Ngabut memiliki basis suara yang seimbang, kendati tentu saja di bilik suara, preferensi pemilih ditentukan oleh beragam faktor, tak hanya aspek primordial.
Selain itu bukan tidak mungkin juga kalau kita berbicara Nabit bisa saja tidak mendapat dukungan mutlak atau kalah di tiga Satarmese jika Viktor Slamet mendapat dukungan partai maju dalam Pilkada Manggarai.
Nabit rupanya harus berpikir dua kali kalau mau mengklaim basis Satarmese selama masih ada nama Viktor Slamet yang ikut bertarung.
Dukungan Partai dan Calon Wakil
Konon dukungan partai dan calon wakil bupati juga menjadi faktor penting untuk bisa mengantar keduanya merebut kursi bupati
Saat ini Nabit sudah resmi direkomendasikan oleh PDIP maju dalam Pilkada serentak 2024.
Partainya mengumumkan nama Nabit bersama 61 calon kepala daerah lainnya pada 1 Juni 2024, bertepatan dengan upacara Hari Lahir Pancasila di Ende.
Namun, dukungan PDI-Perjuangan belum cukup untuk Nabit.
Kursi partai itu di DPRD Manggarai hasil pileg 2024 hanya lima.
Ia harus berkoalisi dengan minimal satu partai lagi untuk bisa menggenapi jumlah 20% kursi legislatif, syarat untuk mengusung satu pasangan calon.
Sedangkan Ngabut baru saja mendapat rekomendasi Hanura
Ngabut memang menjabat Ketua Bapilu Golkar, tetapi bukan Golkar yang lebih dulu, tetapi Hanura yang mengeluarkan rekomendasi untuknya maju Pilkada Manggarai.
Hal tersebut disinyalir karena dalam tubuh Golkar masih ada nama Ketua DPD Yoakim Yohanes Jehati yang diprioritaskan maju Pilkada Manggarai.
“Golkar memang sedang menjalankan sistem survei. Tahu kan yang didorong maju Pilkada Manggarai itu Yoakim Jehati selaku ketua DPD. Saya sendiri sudah nyatakan tidak maju karena sedang menjalankan amanat rakyat menjadi anggota dewan” tutur Ossy Gandut saat menjawab pertanyaan awak media belum lama ini.
Dari Yoakim Yohanes Jehati sendiri belum ada pernyataan terbuka terkait keinginan Golkar mengusungnya di Pilkada Manggarai.
Kemungkinan besar syarat wajib mundur bagi anggota dewan yang hendak ikut pilkada, bisa jadi alasan yang memicu Alumni STIPAS St. Sirilus Ruteng ini akan tetap berpikir dua kali.
Golkar saat ini memiliki 4 kursi di DPRD Manggarai dengan anggota dewannya Yoakim Yohanes Jehati dari Dapil Cibal-Cibal Barat-Reok-Reok Barat, Yohanes Jebatu dari Dapil Ruteng-Lelak-Rahong Utara, Garung Ambrosius dari Dapil Satarmese-Satarmese Barat-Satarmese Utara dan Tarsisius Janggal dari Dapil Langke Rembong-Wae Ri’i.
Berbeda dengan PDIP. Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini memiliki 5 kursi di DPRD Manggarai dengan anggota dewannya Paulus Peos dari Dapil Langke Rembong-Wae Ri’i, Nober Edang dari Dapil Satarmese-Satarmese Barat-Satarmese Utara, Aprianto Nahat dari Dapil Ruteng-Lelak-Rahong Utara, Maria Imakulata Moto juga dari Dapil Ruteng-Lelak-Rahong Utara dan Aven Mbejak dari Dapil Cibal-Cibal Barat-Reok-Reok Barat.
Jika saja PDIP dan Golkar menjatuhkan dukungannya ke Heri Nabit maka otomatis wakilnya adalah Yoakim Yohanes Jehati dan dua figur ini akan diusung oleh 9 kursi yang tersebar di seluruh Dapil.
Namun, jika Golkar lebih memilih menjatuhkan dukungannya ke Heri Ngabut maka Ngabut bisa menambahkan 3 kursi Hanura untuk bisa mendapat tiket calon bupati sesuai syarat minimal dukungan parpol.
Koalisi Golkar dan Hanura rupanya sangat pas mengusung mantan Kepala Kesbangpol Kabupaten Manggarai ini maju ke perhelatan yang digelar lima tahun sekali itu.
Untuk bakal calon wakil, Ngabut memang diisukan menjalin komunikasi baik dengan Dokter Ronal Susilo dan Karolus Mance.
Akan tetapi belum ada partai yang mengusung keduanya untuk menemani Ngabut di Pilkada Manggarai.
Karolus Mance sendiri sudah siap jika dipinang Ngabut menjadi calon wakil bupati untuk menyatukan kekuatan Cibal dan Cibal Barat.
Sementara Dokter Ronal Susilo mengaku memang menjalin komunikasi dengan Ngabut tetapi belum final.
Ronald, seorang dokter yang juga pemilik Apotek Wae Laku, merupakan anak muda yang selama ini aktif dalam berbagai kegiatan sosial terkait penyandang gangguan jiwa dan gerakan literasi.
Ronald diisukan memiliki kedekatan dengan salah satu petinggi Demokrat asal NTT, yang bisa membuka jalur komunikasi politik dengan partai itu.
Sementara Karolus Mance merupakan birokrat aktif, Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai, yang diklaim berperan dalam menyelesaikan sejumlah konflik agraria di Manggarai tatkala masih menjabat Kepala Bagian Tata Pemerintahan.
Heri Nabit Punya Rekor Kemenangan Bagus di 5 Kecamatan
Rekor bagus yang dimaksud adalah kemenangan di basis yang sama dan pengalaman tempur di momen pilkada.
Rekor kemenangan Heri Nabit selama mengikuti seluruh rangkaian proses Pilkada terjadi di tahun 2020 dimana ia dan wakilnya Heri Ngabut berhasil meraup suara 60,6 persen mengalahkan pasangan incumbent kala itu.
Incumbent yang diisi dua nama berpengalaman, yakni Deno Kamelus dan Viktor Madur kalah telak di 10 Kecamatan.
Mereka hanya mampu menang di 2 Kecamatan, yakni Cibal dan Cibal Barat.
Kemenangan ini sesungguhnya dominasi Satarmese dan Rahong Utara ditambah Kecamatan Ruteng yang menjadi faktor penentu.
Kekuatan basis elektoral rupanya menjadi kunci utama suksesnya dua figur ini.
Namun, dari dua figur ini yang berpengalaman ikut Pilkada adalah Heri Nabit.
Heri Nabit sudah menjalani Pilkada yang keempat, sementara Heri Ngabut terhitung baru dua kali karena sempat gagal jadi calon wakil bupati di Pilkada 2010 silam.
Secara pengalaman tempur, Nabit bisa dibilang sudah makan garam dalam pertempuran Pilkada Manggarai.
Ia pernah maju bersama Yustina Ndung di Pilkada 2010, lanjut maju lagi di Pilkada 2015 berpasangan dengan Adolf Gabur dan maju yang ketiga kalinya di Pilkada 2020 bersama Heri Ngabut.
Sejak Pilkada 2015 silam, Nabit sudah punya rekor kemenangan yang baik dan gemilang.
Secara berturut-turut mantan Cakada terbaik versi PDIP ini mampu menang di 5 Kecamatan ini dan tidak pernah kalah, yakni Kecamatan Satarmese, Satarmese Barat, Satarmese Utara, Langke Rembong dan Lelak.
Saat berpasangan dengan Adolf Gabur ia mampu menang di Kecamatan yang jumlah pemilihnya besar, yakni Langke Rembong.
Begitu juga saat berpasangan dengan Heri Ngabut ia mampu menang di Kecamatan sekelas Langke Rembong.
Jadi kemenangan di dua Kecamatan itu bukan karena siapa faktor wakil tetapi Heri Nabit mampu mendulang suara dengan baik.
Konon, Ruteng dan Rahong Utara hanya karena faktor dukungan Heri Ngabut.
Sementara Lelak bukan karena Adolf Gabur tetapi Nabit sudah menjadi langganan menang di wilayah yang jumlah pemilihnya paling buncit itu.
Berdasarkan catatan Fokusntt.com tahun 2015 dari data Formulir DA1 di situs KPU Pusat yang sudah diverifikasi Heri Nabit menang di Kecamatan Satarmese, Satarmese Barat, Langke Rembong dan Lelak.
Saat itu di Kecamatan Langke Rembong Pasangan Deno Kamelus-Victor Madur memperoleh 14.538 suara (47,63%), sementara Herybertus GL Nabit-Adolfus Gabur memperoleh 15.987 suara (52,37%).
Di Kecamatan Lelak pasangan Deno Kamelus-Victor Madur meraih 2.264 suara (38,46%), sedangkan Herybertus GL Nabit-Adolfus Gabur memperoleh 3.623 suara (61,54%).
Selanjutnya Kecamatan Satarmese Deno Kamelus-Victor Madur memperoleh 5.544 suara (37,1%) dan Herybertus GL Nabit-Adolfus Gabur memperoleh 9.401 suara (62,9%).
Kemudian Kecamatan Satar Mese Barat Deno Kamelus-Victor Madur memperoleh 4.185 suara (27,57%) sedangkan Herybertus GL Nabit-Adolfus Gabur memperoleh 10.997 suara (72,43%).
Sedangkan dalam Pilkada 2020 lalu Heri Nabit yang saat itu berpasangan dengan Heri Ngabut berhasil menang di 10 Kecamatan dan sejarah 5 Kecamatan lagi-lagi masih belum pernah kalah.
Kecamatan Satarmese Barat Heri Nabit meraup 7.720 suara, di Kecamatan Satarmese memperoleh sebanyak 12.990 suara, di Kecamatan Lelak 4.534 suara, di Kecamatan Satarmese Utara 6.106 suara, di Kecamatan Langke Rembong 20.710 suara.
Apakah rekor kemenangan bagus ini bisa dipertahankan Heri Nabit di Pilkada 2024 usai berpisah dengan wakilnya?. Menarik untuk menunggu hasil.