Lewoleba, FN – PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Lembata menggelar kegiatan sosialisasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Atadei 2×5 MW. Kegiatan ini merupakan bagian dari tahapan pengadaan lahan di Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata. Sosialisasi yang diadakan di halaman Kantor Desa Nubahareka dihadiri oleh Forkompinda, SKPD Kabupaten Lembata, serta 120 warga setempat, termasuk tokoh masyarakat dan tokoh adat dari Desa Atakore dan Desa Nebuhakera.
Acara ini turut dihadiri oleh Pj. Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali, beserta jajaran, Kapolres Lembata, perwakilan Ditjen EBTKE, Badan Geologi, anggota DPRD Kabupaten Lembata, dan sejumlah tokoh masyarakat serta penggiat lingkungan. Turut hadir juga ahli-ahli energi panas bumi dari Institut Teknologi Bandung dan putra daerah Atadei.
Dalam sambutannya, Camat Atadei, Marianus Demoor, S.Sos., menyampaikan pentingnya kegiatan sosialisasi ini sebagai langkah awal dalam memajukan Lembata, khususnya Kecamatan Atadei. Ia berharap masyarakat mendukung penuh pelaksanaan pembangunan PLTP yang diharapkan dapat membawa kemajuan bagi wilayah tersebut.
Sementara itu, Kasirun, Manajer Unit Pelaksana Proyek Nusa Tenggara 3 (UPP Nusra 3), mengungkapkan bahwa acara ini merupakan bagian dari proses panjang pembangunan PLTP Atadei. Ia juga menekankan pentingnya diskusi terbuka dengan para ahli untuk mengedukasi masyarakat terkait dampak dan manfaat dari proyek ini serta menyampaikan kepada masyarakat agar PLN dapat diterima sebagai keluarga selama pengembangan PLTP ini dilaksanakan.
Pj. Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Ia juga mendorong masyarakat untuk berdiskusi dengan para ahli guna memahami lebih dalam tentang proyek PLTP dan dampaknya terhadap lingkungan serta kehidupan sosial-ekonomi.
“Sebelum kegiatan pada Hari ini PLN sudah memenuhi permohonan kami untuk melihat langsung PLTP yang telah berjalan di Kamojang dan Ulumbu, dan sebelumnya sudah juga dilaksanakan Seminar Adat terkait manfaat pembangunan PLTP maka dalam kesempatan hari ini kita manfaatkan sebaik – baiknya untuk berdiskusi dengan para ahli yang telah dihadirkan” Ungkap Paskalis
Acara dilanjutkan dengan prosesi simbolis berupa tukar cenderamata antara PLN dan Forkompinda sebagai tanda dimulainya pembangunan PLTP Atadei. Sosialisasi pengadaan lahan kemudian dipimpin oleh Bobby Robson Sitorus, Manager Pertanahan dan Aset PT PLN (Persero) UIP Nusra. Dalam paparannya, Bobby menjelaskan kondisi kelistrikan Kabupaten Lembata yang saat ini masih bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar solar dengan biaya produksi yang tinggi. Ia berharap masyarakat mendukung pembangunan PLTP Atadei 2×5 MW yang akan menjadi solusi energi terbarukan bagi wilayah tersebut. Bobby juga memaparkan tahapan-tahapan pengadaan lahan yang meliputi sosialisasi, inventarisasi/identifikasi, pengumuman hasil, penilaian ganti rugi, musyawarah, hingga proses pembayaran.
Kegiatan diakhiri dengan diskusi terkait dampak pembangunan PLTP dipandu oleh ahli geothermal, Ir. Gregorius Yuan Ladjar, DR Ali Ashat dari ITB, dan perwakilan dari Ditjen EBTKE. Banyak warga yang mengajukan pertanyaan dan menyampaikan dukungan untuk proyek ini, yang berlangsung hingga sore hari.
Acara ditutup oleh Pj. Bupati Lembata dengan closing statement, “Taan Tou Transisi Energi Lembata Maju Mandiri Berkelanjutan,” yang menegaskan visi Lembata sebagai pulau yang 100% menggunakan energi hijau dari PLTP Atadei.
Dengan keberhasilan sosialisasi ini, PLN optimis proyek PLTP Atadei akan berjalan sesuai target, memberikan kontribusi pada tercapainya net zero emission (NZE) pada tahun 2060, serta menjadikan Lembata sebagai pulau yang sepenuhnya bergantung pada energi terbarukan.
Sosialisasi ini menjadi tonggak awal bagi pengembangan PLTP Atadei yang diharapkan mampu menggantikan seluruh pasokan listrik dari PLTD yang selama ini diandalkan oleh masyarakat Lembata. Dukungan penuh dari masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan proyek ini, sekaligus membawa Lembata menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.