Manggarai, FN – Akhir-akhir ini Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai Wensislaus Sedan gencar mengunjungi semua sekolah yang berada di wilayah kabupaten Manggarai.
Setidaknya, sudah ada 81 sekolah yang telah ia terjun langsung untuk memonitoring.
Aksi yang dilakukannya ini guna mengetahui dan memastikan secara langsung terkait kedisiplinan baik para guru, murid hingga proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Kenapa saya masuk dan apel di sekolah, karena saya mau membangun komunikasi yang baik dengan mereka bahwa mengurus dunia pendidikan itu tidak bisa sendiri, harus kolaboratif. Artinya saya sebagai pimpinan dan teman-teman guru di lapangan,” kata Kadis Wens kepada Fokusntt.com. (18/04/2024).
Ia mengatakan, jika orang bilang bahwa pendidikan itu baik, padahal ia sendiri tidak lihat, karena itu pihaknya harus melihat dengan mata kepala sendiri bahwa proses yang terjadi disna memang baik adanya.
Kemudian lanjut dia, pendidikan saat ini bahwa pembelajaran harus berpusat pada murid, dengan ini kata dia, guru belum tentu paham karena itu dengan kehadiran kepala dinas memberikan pemahaman tentang itu.
“Dengan kita mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid kita bisa melayani tiga hal yakni, Voice: suara anak, pikiran, kreatifitas, inovasi dalam kegiatan pembelajaran, jadi guru wajib mengakomodasi itu,” jelasnya.
“Kemudian guru juga wajib menghargai pilihan anak atau choice: pilihan ini maksdnya kita tidak bisa memaksa anak untuk harus berfikir guru, artinya dia punya pilihan sendiri. Lalu pembelajaran yang menyenangkan atau membahagiakan murid,” sambungnya.
Ia menerangkan, jika dua hal itu telah di akomodir oleh para guru maka, akan menumbuhkan perasaan andership atau kepemilikan dalam diri anak terhadap guru.
“Karena itu kenapa saya harus apel, kita mau melihat lebih dekat soal kedisiplinan guru seperti apa, disna banyak sekali saya temukan misalnya saya apel, bersih-bersih sendiri bersama anak-anak (guru belum ada). Bukan sedang marah dengan guru itu tidak, tapi itu adalah kepanutan yang saya tunjukkan kepada mereka bahwa ini hal yang positif atau baik dan menggerakkan orang. Bukan pencitraan, sama sekali tidak,” tegasnya.
Menurutnya, dasar pikirnya dari semuanya adalah sifat dasar anak SD maupun SMP, itu adalah meniru.
“Apa yang dilakukan oleh seorang guru yang pasti mereka akan meniru. Lalu kita juga melihat lebih dekat soal kualitas atau layanan pembelajaran yang terjadi di ruang kelas, makanya saya tidak cuman apel tapi saya juga harus didalam kelas, proses yang dilakukan oleh guru itu seperti apa,” bebernya.
Dikatakan, tidak semua guru di kabupaten Manggarai ini mengikuti program guru penggerak tetapi dengan komunikasi dengan yang ia jalankan, yakin guru akan pelan-pelan termotivasi, akan terdorong untuk mengikuti program penggerak ini.
Selain itu lanjut dia, ia ingin mengetahui tentang manajemen pengelolaan sekolah yang baik, artinya bukan hanya sebatas bicara soal administrasi pengelolaan sekolah.
Ia menambahkan, secara nasional ada yang namanya gerakan sekolah sehat, bukan hanya soal lingkungan sekolah yang higienis tetapi mulai dari hal yang kecil.
“Misalnya, anak-anak perlu di ingat kan soal kebersihan, konsumsi, tentu performance dari seorang guru bahwa dia sendiri sehat,” contoh Kadis Wens.
Karena itu ia mengingatkan, pada pasal 5 undang-undang 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa setiap warga negara, peserta didik berhak mendapatkan pendidikan bermutu.
“Artinya layanan pendidikan atau pembelajaran yang dilakukan didalam kelas bukan hanya formalitas tetapi didalam harus ada aspek inovatif, kreativitas, dan aspek yang kualitas layanan yang dilakukan oleh guru,”pungkasnya. ** (FN)
Penulis: Tim Fokus NTT