Manggarai, FN – Pasca demo aksi damai dari Aliansi Masyarakat Adat Poco Leok, tolak project pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 Poco Leok pada 9/8/23 lalu, seorang pria asing yang tergabung dalam Aliansi tersebut hingga kini menetap di Poco Leok.
Pantauan media ini, pria asing tersebut ikut menghadiri aksi bersama warga tolak pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok, yang berlangsung di jantung ibu kota kabupaten Manggarai, pada 9/8/23 lalu.
Kepada media ini, pada Selasa (29/8/23) malam, sejumlah warga mengaku kehadirannya di wilayah tersebut sangat menggangu aktivitas warga pro pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok.
Warga Poco Leok juga mengaku pria yang mengaku datang praktek di wilayah Poco Leok itu semakin masif mengajak warga agar tolak pembangunan proyek strategis nasional (PSN) itu.
“Pa tolong sampaikan ke Polres Manggarai, ada orang asing tinggal di wilayah kami. Dia bukan orang Manggarai tapi sepertinya dia orang Jawa, datang setiap rumah di Gendang Mano untuk tolak pembangunan PLTP,” tulis warga melalui pesan singkat, pada Selasa, 29/8/23 malam.
Pria yang mengaku praktek itu sempat mendatangi rumah milik Nanas Nggodang di gendang Mano, mengenakan kain adat jenis Kemumu serta mengenakan sweater berwarna abu-abu.
Warga gendang Mano sempat mengambil foto saat pria tersebut lejong (silaturahmi) di sejumlah rumah warga di wilayah gendang Mano.
Selain itu, kepada media ini warga Mano juga menerangkan pria tersebut hanya akal-akalan datang praktek di wilayah tersebut.
“Dia (pria asing) akal-akalan mengaku datang praktek, nyatanya dia datang setiap rumah bujuk kami tolak pembangunan Geothermal,” tulisannya melaui pesan singkat.
Ia pun mendesak Kepolisian Resort (Polres) Manggarai agar segera menangkap pria asing tersebut pasalnya sangat menggangu aktivitas warga.
“Kami meminta pihak Polres Manggarai agar segera menangkap pria asing tersebut. Mereka itu provokator sebenarnya yang buat perpecahan di tengah masyarakat,” tulis warga itu.
Kehadiran orang asing tersebut sambung warga asal Gendang Mano itu, sangat membahayakan kehidupan warga.
“Mereka sangat berbahaya pak, selama ini kerjanya keluar masuk gendang yang mendukung agar merubah sikap kami jadi menolak,” tutupnya.