Ucapan ini bukan tanpa alasan. Itu karena kondisi jalannya buruk bukan main. Batu terlepas yang ada di pinggir dan tengah ruas jalan bisa membuat kendaraan oleng kiri oleng kanan
Manggarai, FN – Potret infrastruktur buruk di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur nampaknya bukan menjadi rahasia lagi. Potret ini kerap dijumpai di beberapa desa maupun anak kampung.
Dari Bupati ke Bupati, dari DPRD ke DPRD tetap saja kondisi jalan buruk menjadi masalah klasik.
Seperti kondisi jalan utama di Desa Lando Kecamatan Cibal yang sampai sekarang tak kunjung mendapat perhatian.
Panjang jalan yang rusak itu kurang lebih satu kilo meter dan titik paling terparah bisa dilihat dari Desa Lando menuju Puskesmas Beamese, kemudian menuju SMPN 3 Cibal dan SMA Negeri 1 Cibal
Empat tahun lalu jalan ini diperbaiki, namun aspal 1 hanya batas di Desa Beamese, itupun karena ada intervensi dana APBD Provinsi.
Tetapi sekarang kondisi jalan tersebut tak kunjung diperhatikan lagi.
Seorang warga Dusun Waenggeng, Siprianus Seor mengaku jalan ini sangat membahayakan pengguna jalan jika musim hujan.
Kendaraan roda empat maupun roda dua harus ekstra hati-hati jika melewati medan parah ini. Bahkan ada yang tidak bisa lewat karena licin.
Menurut Sipri, kondisi batu terlepas dan aspal yang sudah mulai pecah membuat kenyamanan pengguna jalan terganggu.
Ucapan ini bukan tanpa alasan. Itu karena kondisi jalannya buruk bukan main. Batu terlepas yang ada di pinggir dan tengah ruas jalan bisa membuat kendaraan oleng kiri oleng kanan.
Tak hanya itu, kata Sipri, infrastruktur buruk ini juga membuat potensi perkebunan unggulan, yakni kemiri ikut terhambat. Desa Lando juga menjadi penghasil tenunan kain songke terbesar di Kecamatan Cibal.
Karena itu ia berharap pers memberitakan kondisi jalan ini ke publik supaya diperjuangkan oleh anggota dewan dan diperhatikan oleh Pemda Manggarai.
“Tolong diberitakan, hanya sisa suara pers yang diharapkan sebagai penyambung suara rakyat yang tak bersuara. Di desa ini ada anggota dewan, tetapi miris kondisi jalan ini tak pernah diperjuangkan” kata Sipri dijumpai, Selasa (26/12/2023).
Senada dengan Sipri, Mahasiswa Unika St. Paulus Ruteng, Kenso Caputra juga berharap demikian.
Ia minta anggota DPRD Manggarai Dapil IV untuk segera memperjuangkan kondisi jalan tersebut
Ia mengaku miris dan prihatin dengan sikap dan perhatian Pemda bersama anggota DPRD Dapil IV yang terkesan acuh tak acuh terhadap kondisi jalan.
“Dua tahun lalu sudah pernah diukur, tetapi belum ada tindak lanjut. Menjelang hajatan politik jalan tersebut hanya menjadi komoditi kampanye, setelah terpilih menghilang. Sangat miris dan menyakitkan” ungkap Kenso.
Sementara itu anggota DPRD Kabupaten Manggarai Dapil IV, Yoakim Yohanes Jehati tidak membantah terkait keluhan warga atas potret Infrastruktur buruk yang terjadi di Desa Lando.
Yoakim bilang itu kampung asalnya, sehingga ia tahu persis kondisi jalan yang rusak.
“Yang tahu ini barang tentu kami. Ini kampung saya” kata Yoakim menjawab Fokusntt.com, dikonfirmasi Selasa malam.
Ia mengaku sudah memperjuangkan jalan ini di lembaga dewan sesering mungkin dan tahun lalu sudah diperbaiki hanya belum tuntas.
Tahun depan, katanya lagi, Pemda dan DPRD akan segera memperbaiki lagi jalan itu karena anggarannya memang sudah dialokasikan.
“Tahun lalu sudah diperbaiki, tetapi belum tuntas karena ruas jalan yang rusak cukup panjang. Tahun depan sudah ada alokasi anggaran. Harap bersabar” tutur mantan Ketua GMNI Manggarai itu.
Penulis: Albertus Frederiko Davids