Mataram, FN – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) telah berhasil melaksanakan tahapan first synchronization (sinkron) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Timor 1 (2×50 MW) Unit 1 dengan sistem kelistrikan Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa, 25 Juli 2023.
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Proyek Nusa Tenggara 3 (UPP Nusra 3), Ainanto Nindyo, mengungkapkan hal ini merupakan pencapaian terbesar di proyek PLTU Timor 1.
“Tantangannya cukup besar baik dari rekan-rekan konsorsium maupun rekan-rekan supervisi konstruksi dan pengawas. (Sempat ada) beberapa kendala terkait komisioning. Tapi alhamdulillah bisa kita laksanakan dengan lancar,” kata Ainanto Nindyo.
Dengan terlaksananya milestone ini, PLTU Timor 1 Unit 1 resmi terhubung dengan sistem kelistrikan Sistem Timor melalui jaringan transmisi 150kV dan mampu menghasilkan listrik daya yang disalurkan untuk pertama kalinya.
Keberhasilan tahapan First Sinkron semakin mendekatkan langkah PT PLN (Persero) dengan rencana Sertifikat Laik Operasi (SLO) dan Commercial Operation Date (COD) untuk PLTU Timor 1 Unit 1 pada September 2023 mendatang.
Untuk diketahui, first synchronization adalah tahap di mana pembangkit listrik pertama kali dihubungkan ke jaringan listrik dan menghasilkan daya listrik yang terhubung ke sistem.
Proses ini melibatkan sejumlah pengujian dan pemeriksaan untuk memastikan bahwa pembangkit listrik dapat beroperasi dengan aman dan efektif, serta mematuhi standar keselamatan dan regulasi yang berlaku.
Selain itu, pada tahap ini dilakukan sinkronisasi antara frekuensi pembangkit listrik dan frekuensi jaringan listrik nasional, sehingga pembangkit listrik dapat menyediakan daya listrik yang sesuai dengan permintaan jaringan listrik secara stabil dan konsisten. Setelah tahap first sinkron selesai, pembangkit listrik siap untuk dioperasikan secara komersial dan menyediakan pasokan listrik ke jaringan listrik.
Pada tahapan ini, seluruh elemen mekanikal maupun elektrikal harus diperhatikan secara cermat untuk memantau parameter yang tampil di human machine interface (HMI) agar proses sinkronisasi dapat terlaksana dengan akurat.
Keberhasilan first sinkron PLTU Timor 1 Unit 1 ini merupakan wujud keseriusan PLN untuk terus menyediakan sistem kelistrikan yang andal bagi masyarakat. Proyek ini dinilai sangat krusial dalam memberikan suplai listrik untuk menyokong seluruh lini kegiatan masyarakat.
Kehadiran PLTU Timor 1 diproyeksikan menambah daya mampu Sistem Timor sebesar 100 MW dengan target operasi Unit 1 pada September 2023 dan Unit 2 pada Desember 2023.
“Mohon support dari semua pihak. Karena ini nanti listrik dari PLTU Timor 1 akan masuk mensupport dalam Sistem Timor di Pulau Timor,” ucap Ainanto Nindyo.
Sebelum siap menambah keandalan Sistem Timor secara menyeluruh pada September 2023 mendatang, PLTU Timor 1 sudah terlebih dahulu melewati sejumlah tahapan pengujian, seperti boiler hydrotest atau pengujian pemadatan dengan air pada boiler unit 1 pada 17 Juli 2022.
PLTU Timor 1 juga sudah melalui tahapan backfeeding. Proses ini merupakan sambungan listrik sementara yang digunakan pembangkit untuk menguji kesiapan masing-masing alat (individual test) dan pengujian peralatan secara bersamaan (commissioning).
Selain itu, PLTU Timor 1 telah menuntaskan tahapan boiler first firing atau uji coba proses pembakaran pertama kali pada burner (ruang bakar) boiler PLTU menggunakan bahan bakar minyak high speed diesel (HSD).
Untuk diketahui, pembangunan PLTU Timor 1 sudah dimulai sejak September 2019. Infrastruktur kelistrikan ini dicanangkan untuk mensuplai sistem kelistrikan Timor sebesar 100 MW, yang meliputi Kota Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten Belu.
PLTU ini diusung sebagai salah satu pembangkit utama untuk menopang beban daya pada sistem kelistrikan Pulau Timor. Pasalnya, keandalan sistem kelistrikan, dan ketercukupan daya energi listrik merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang iklim investasi di daerah tersebut.
Proyek Strategis Nasional (PSN) ini diproyeksikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Kota Kupang dan seluruh wilayah pulau Timor, serta bertujuan untuk memperbaiki energi mix terutama menghilangkan ketergantungan dengan minyak/BBM.
Adapun keunggulan dari PLTU Timor 1 adalah penggunaan teknologi Circulating Fluidized Bed (CFB) yang merupakan teknologi ramah lingkungan, sebab Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2) yang dihasilakan dari proses pembakaran akan diserap oleh limestone pada boiler, sehingga bisa digunakan untuk menerapkan teknologi co-firing (campuran biomassa) guna mendukung implementasi Energi Baru Terbarukan nantinya.
General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, mengatakan apabila PLTU Timor 1 sudah beroperasi sesuai target yang telah ditentukan, pasokan listrik yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan demikian roda perekonomian daerah dapat berputar lancar dan ada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Hal ini pada akhirnya akan memberikan dampak keberlanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan PLN hari ini maupun bagi generasi yang akan datang untuk Indonesia yang lebih maju,” ucap Abdul Nahwan.** (FN)