Manggarai, FN – Teriakan ‘ami ngoeng maju ai toe manga listrik ami. Ami ngoeng listrik, ngoeng maju’ (kami mau maju karena tidak ada listrik. Kami mau listrik, mau maju).
Kehadiran perwakilan Bank Kreditanstalt für Wiederaufbau [KfW] Jerman melalui tim independen Monkey Forest Consulting (MFC) di wilayah gendang Mesir, disambut teriakan para mama-mama dukung pembangunan proyek Geothermal di wilayah Poco Leok.
Rombongan tim independent MFC yang didampingi ketua Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC) SVD Ruteng, Pater Simon Suban Tukan bersama sejumlah LSM asal kota Ruteng ibukota kabupaten Manggarai, sempat dihadang warga Poco Leok, pada Selasa (3/9/2024).
Alasan pengadangan ini, kata sejumlah warga gendang Mesir, karena munculnya wajah yang tak asing, ketua JPIC SVD Ruteng, Pater Simon, yang menurut warga Mesir sering menghasut warga tolak pembangunan Geothermal.
Ketua JPIC SVD Ruteng, kata Warga gendang Mesir Poco Leok, sangat fenomenal 2 tahun terakhir di wilayah Poco Leok dengan ajakan penolakan pembangunan proyek Geothermal.
Dalam kerumunan massa dukung pembangunan proyek Geothermal ini, mendesak rombongan Pater Simon, yang didampingi Tadeus Sukardin, agar warga asing yang masuk di wilayah mereka harus menjelaskan tujuan kedatangannya saat itu.
Alasan lain rombongan Pater Simon Cs, dihadang warga gendang Mesir, nyelonong masuk ke sejumlah lahan warga yang merupakan lokasi rencana pembangunan proyek Geothermal unit 5-6 Poco Leok.
“Toe manga benang lami lewat agu masuk one tana dami tapi harus tombo one gendang, cama ata tako (Kami tidak larang kalian masuk ke lahan kami tapi harus sampaikan ke Gendang, seperti maling),” teriak warga Mesir, menilai rombongan Pater Simon, tak punya etika.
Diketahui rombongan Pater Simon serta sejumlah LSM ini, turut mendampingi tim independent yang ditugaskan oleh bank Jerman.
Tim Independen MFC Temui Para Tua Gendang
Perwakilan bank Jerman melalui tim independen MFC temui para tua gendang serta tokoh adat dari gendang Tere, Jong, rebak, Mesir, Lungar, Ncamar, Leda, Lelak, Cako dan Mano, di rumah adat gendang Mesir, pada Jumat (6/9/2024).
Perwakilan bank Jerman ini, diterima secara budaya Manggarai, dibaluti rasa kekeluargaan oleh tua gendang, tokoh adat serta tokoh muda Poco Leok.
Mewakili warga gendang Mesir, Hendrikus Sopan menyampaikan permohonan maaf kepada perwakilan bank Jerman melalui Nestor castro selaku tim independen MFC atas peristiwa pengadangan saat melintasi wilayah Mesir.
Kepada Nestor, Hendrikus menyampaikan alasan pengadangan karena sebagian warga saat ini merasa cemas dan terganggu ketika ada orang asing masuk ke wilayahnya apalagi didampingi sejumlah LSM.
“Saat ini, kami sangat bahagia karena pihak perwakilan bank Jerman menemui kami semua yang merupakan warga yang mendukung terhadap proyek pembangunan Goethermal di Poco Leok,” ungkap Hendrik kepada Nestor yang merupakan tim independen MFC mewakili bank Jerman KFW.
Saat pertemuan berlangsung, tua gendang Leda, Konradus Hono, tegaskan kalau dirinya Bersama warga gendang sangat mendukung rencana presiden melalui PT. PLN dan pemerintah daerah melakukan pembangunan proyek Geothermal di wilayahnya.
Alasan dirinya mendukung pembangunan Geothermal, karena energi listrik saat ini menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia selain untuk penerangan listrik.
“Terimakasih keta lami woko manga potensi geothermal ce,e Poco Leok ho,o. Ami kole ngoeng ema lau bank Jerman ngo lambu awo gendang dami (Kami harus menyampaikan terimakasih dengan adanya potensi geothermal di wilayah Poco Leok. Kami (warga gendang Lelak) ingin bapak dari bank Jerman berkunjung juga ke rumah adat kami).
Sementara Hendrikus sebagai tua gendang Ncamar, dengan tegas mengatakan kalau dirinya tanpa paksaan dari siapapun untuk mendukung program Geothermal di wilayah Poco Leok.
Alasan Hendrikus mendukung pembangunan proyek Geothermal di wilayah Poco Leok, katanya demi kemajuan serta kemakmuran anak cucunya.