Manggarai, FN – Puluhan tokoh masyarakat Poco Leok serta tua adat dan tokoh muda menghadiri undangan Pemda Manggarai, dalam rangka pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 dan Benefit Sharing Program untuk masyarakat Poco Leok, berlangsung di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai, pada Kamis (25/7/2024).
Keseriusan Pemerintah dalam pembangunan ini juga tecermin melalui upaya PT. PLN (Persero) dalam bersinergi dengan stakeholder dalam setiap tahapannya untuk menghasilkan sinergitas dalam rangka pelaksanaan kegiatan lanjutan identifikasi dan pendataan awal rencana pengadaan tanah Penetapan Lokasi (Penlok) 2 pada wallpad H, I, J dan access road.
Sekretaris daerah (Sekda) Manggarai, Fansi Jahang, dalam sambutannya mengatakan pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 Poco Leok, merupakan modal besar bagi orang Manggarai serta menjadi aset juga buat masyarakat Manggarai.
“Perhatian pemerintah pusat sudah lama dan melirik lokasi di wilayah Poco Leok, karena banyak tersimpan potensi energi listrik yang luar biasa,” jelas Sekda Fansi Jahang.
Rencana pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 Poco Leok, jelasnya berlangsung sejak tahun 2020, Pemda Manggarai sebagai panitia pengadaan tanah dan rampung digelar untuk Penlok 1 pada wallped D, E, dan F seluas 12,9 hektare (ha).
Untuk rencana pengadaan tanah pada Penlok 2 saat ini, lanjutnya Pemda Manggarai bersama PT. PLN telah melaksanakan sosialisasi di Aula Paroki Ponggeok, kecamatan Satar Mese.
“Kegiatan awal rencana pengembangan PLTP pada Penlok 2 ini telah melalui tahapan sosialisasi di Aula Paroki Ponggeok untuk 600 warga pemilik lahan. Ada yang hadir dan sebagian yang tidak hadir, tidak jadi soal,” sebutnya.
Pemerintah daerah kata dia, terus melakukan pendekatan terhadap warga yang tidak hadir saat sosialisasi serta terus bangun komunikasi.
Saat ini lanjutnya, masuk pada tahapan identifikasi lahan access road mulai dari pertigaan Ponggeok menuju desa Wewo dan hampir rampung.
“Beberapa titik sudah dilakukan peninjauan lokasi oleh pemerintah daerah, pihak kecamatan, pihak desa serta pihak PLN dan sudah berjalan saat ini, bukan tanpa hambatan ada hambatannya tetapi diselesaikan secara bersama-sama dengan pemilik lahan,” sebutnya.
Dalam pengadaan tanah ini, kata dia, baik Pemda Manggarai maupun PLN selalu duduk bersama masyarakat apa yang menjadi aspirasinya tanpa mengabaikan masukan dari warga.
Tujuan Pemda Manggarai mengundang sejumlah tokoh Poco Leok, baik yang tinggal di luar maupun yang berdomilisi di wilayah Poco Leok, terang Sekda Fansi Jahang, untuk mendengar secara langsung terkait rencana pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok.
Rencana pembangunan PLTP Ulumbu di Poco Leok, lanjutnya lagi, Pemda Manggarai selalu membuka ruang untuk diskusi dengan masyarakat Poco Leok.
“Melalui diskusi seperti ini biar semuanya terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Dan semua informasi yang didapat nantinya utuh terkait berbagai hal,” bebernya.
Tua Gendang Rebak suku Tiwu, Thadeus Dapang, dalam diskusi bersama Pemda Manggarai dengan tegas mengatakan akan mendukung secara penuh rencana pemerintah melalui PT. PLN dalam pembangunan Geothermal di wilayah Poco Leok.
Thadeus mengaku senang digelarnya kegiatan diskusi terbuka rencana pengembangan Geothermal di Poco Leok oleh Pemda Manggarai yang menghadirkan langsung pihak PT. PLN serta Peneliti Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman juga sebagai aktivis tambang di Indonesia.
Sebagai orang tua dan putra asli Poco Leok kata Thadeus, pihaknya mengaku kalau sering menemui langsung warga yang menolak pembangunan Geothermal.
“Terus terang, sebagai orang tua dan sebagai anak asli Poco Leok yang memiliki rasa tanggung jawab dengan keberadaan kampung halaman, saya sendiri datang temui beberapa orang yang kontra terhadap proyek Geothermal,” jelasnya.
Dari sejumlah warga yang kontra saat ditemui jelas Thadeus, tak satupun warga memberikan komentar terkait alasan penolakan dalam pembangunan proyek Geothermal di Poco Leok.
“Saat saya diskusi dengan mereka (warga kontra pembangunan Geothermal), tidak ada satu pernyataan alasan penolakan mereka dengan pembangunan Geothermal,” ungkapnya.
Melalui diskusi para tokoh masyarakat Poco Leok tegasnya kedepannya harus kawal secara bersama-sama dalam pembangunan Geothermal di wilayah Poco Leok termasuk komitmen PLN kepada warga Poco Leok.
“Ini momentum untuk kita orang Poco Leok, kawal bersama terkait komitmen PLN terhadap saudara-saudari kita di Poco Leok. Dan kita sebagai orang Poco Leok sebagai garda terdepan untuk berjuang nantinya,” ucap Tua Gendang Rebak suku Tiwu, Thadeus Dapang.
Sementara Andreas Tagut, mantan kepala desa Mocok, secara tegas mendesak PT. PLN, agar segera mengeksekusi proyek pembangunan Geothermal di wilayah Poco Leok.
“Saya minta PLN, secepatnya program ini dijalankan, jangan menunggu waktu lama lagi dalam pembangunan proyek Geothermal di wilayah Poco Leok,” jelas Kades Andreas.
Menurut mantan Kades ini, virus penolakan terus masuk ke wilayah Poco Leok agar warga akan melakukan penolakan terkait rencana pemerintah untuk pembangunan proyek Geothermal.
“Negara ini punya undang-undang, punya payung hukum. Yang menghalangi pembangunan harus diciduk dong, apalagi proyek Geothermal ini proyek strategis nasional. PLN harus laksanakan ini,” tegasnya saat menyampaikan pendapat dihadapan para tokoh masyarakat serta tokoh muda Poco Leok.