Mataram, FokusNTT.com – PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) telah melaksanakan popping test atau pengujian safety valve boiler Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Timor-1 (2×50 MW) di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu, 10 Juni 2023.
Tahapan yang dilakukan untuk menguji keamanan operasi boiler ini dilakukan agar PLTU Timor-1 dapat memeroleh sertifikasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB sehingga siap menyongsong proses synchronization (sinkron) dengan sistem kelistrikan Pulau Timor pada Juli 2023 mendatang.
Kehadiran PLTU Timor-1 diproyeksikan menambah daya mampu Sistem Timor sebesar 100 MW dengan target operasi unit 1 di September 2023 dan unit 2 di Desember 2023.
Sebelum siap menambah keandalan Sistem Timor secara menyeluruh pada September 2023 mendatang, PLTU Timor-1 sudah terlebih dahulu melewati sejumlah tahapan pengujian, seperti boiler hydrotest atau pengujian pemadatan dengan air pada boiler unit 1 pada 17 Juli 2022. Proses ini menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin agar menghasilkan tenaga listrik.
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan pipa-pipa boiler sudah aman dan tidak terdapat kebocoran, dengan demikian proses konstruksi yang dilakukan dipastikan sudah sesuai standar teknis yang ditetapkan.
PLTU Timor-1 juga sudah melalui tahapan backfeeding. Proses ini merupakan sambungan listrik sementara yang digunakan pembangkit untuk menguji kesiapan masing-masing alat (individual test) dan pengujian peralatan secara bersamaan (commissioning).
Terkini, PLTU Timor-1 telah menuntaskan tahapan boiler first firing atau uji coba proses pembakaran pertama kali pada burner (ruang bakar) boiler PLTU menggunakan bahan bakar minyak high speed diesel (HSD).
Aktivitas tersebut akan menghasilkan uap pada boiler untuk pertama kali dan uap tersebut dimanfaatkan untuk proses pembersihan saluran pipa uap atau steam blow sampai kualitas uap bersih sebelum akhirnya masuk ke turbin.
Tahapan ini merupakan capaian langkah penting (milestone) pembangunan PLTU Timor-1 yang ditandai dengan menyalanya burner boiler, asap di chimney dan steam discharge di silencer-nya.
Untuk mencapai first firing tersebut, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap peralatan pendukung seperti cooling system, fan system, fuel oil system, dan instrument system.
Ini adalah langkah awal untuk menopang tahapan krusial dan penting untuk memasuki proses komisioning sistem PLTU berikutnya, yaitu synchronization (sinkron) dengan sistem kelistrikan pulau Timor.
Untuk diketahui, pembangunan PLTU Timor-1 sudah dimulai sejak September 2019. Infrastruktur kelistrikan ini dicanangkan untuk mensuplai sistem kelistrikan Timor sebesar 100 MW, yang meliputi Kota Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten Belu.
PLTU ini diusung sebagai salah satu pembangkit pembangkit utama untuk menopang beban daya pada sistem kelistrikan Pulau Timor. Keandalan sistem kelistrikan, dan ketercukupan daya energi listrik merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang iklim investasi di daerah tersebut.
Proyek Strategis Nasional (PSN) ini diproyeksikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Kota Kupang dan seluruh wilayah pulau Timor, serta bertujuan untuk memperbaiki energi mix terutama menghilangkan ketergantungan dengan minyak/BBM.
Adapun keunggulan dari PLTU Timor-1 adalah penggunaan teknologi CFB (Circulating Fluidized Bed) yang merupakan teknologi ramah lingkungan, sebab Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2) yang dihasilakan dari proses pembakaran akan diserap oleh limestone pada boiler, sehingga bisa digunakan untuk menerapkan teknologi co-firing (campuran biomassa) guna mendukung implementasi Energi Baru Terbarukan nantinya.
General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, mengatakan apabila PLTU Timor-1 sudah beroperasi sesuai target yang telah ditentukan, pasokan listrik yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan demikian roda perekonomian daerah dapat bergerak lancar dan menyokong kesejahteraan masyarakat.
“Hal ini pada akhirnya akan memberikan dampak keberlanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan PLN hari ini maupun bagi generasi yang akan datang untuk Indonesia yang lebih maju,” ucap Abdul Nahwan.