Manggarai, FN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur merilis peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi pada tahun 2024.
Sampai hari ini kasus DBD di Manggarai paling tinggi ada di Kecamatan Langke Rembong.
Guna menanggulangi penyakit berbahaya itu, Dinkes Manggarai bekerja sama dengan Puskesmas (PKM) Kota mengambil langkah terbaik melaksanakan semprot fogging pada 6 titik di Karot tepatnya di Kelurahan Tadong.
Sub Kordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Manggarai, Santi Rodos menjelaskan kegiatan fogging atau pengasapan yang dilakukan oleh Dinkes dan Puskesmas Kota hari ini merupakan bentuk kerja sama tim dan atas dukungan Camat Langke Rembong bersama Lurah Tadong dalam sosialisasi, edukasi dan logistik.
“Dinkes dan Puskesmas Kota hanya sebagai pelaksana. Semua ini atas dukungan semua pihak termasuk Pa Camat Langke Rembong. Tadi saat fogging turut hadir juga beberapa RT dan Lurah Tadong, Tadeus Dasar” ujar Santi.
Fogging yang dilakukan di Kelurahan Tadong ini, kata Santi, menyasar pada 6 titik yakni di RT 005, 006, 007, 023, 025 dan 036.
Menurutnya, fogging itu dilakukan dengan tujuan untuk membunuh nyamuk dewasa penyebab DBD dalam waktu cepat.
Dengan demikian, risiko penularan penyakit dan populasi nyamuk penyebab DBD khususnya pada Kelurahan Tadong bisa dikendalikan dengan baik.
Saat ini sampai dengan tanggal 13 Maret, kata Santi, sudah ada total 16 kasus DBD dengan rincian 15 kasus sudah sembuh dan satu sedang dalam perawatan medis (suspect).
“Ada peningkatan kasus bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023, salah satu paling terbanyak itu di Langke Rembong” kata Santi.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Manggarai, Gabriel Amir menambahkan pelaksanaan fogging di Kelurahan Tadong hari ini merupakan hasil kerja sama berbagai pihak terutama dalam sosialisasi, edukasi dan logistik dari Pemerintah Kecamatan Langke Rembong.
Sebelum menggelar fogging, kata Amir, Camat dan Lurah Tadong sudah mengimbau masyarakat untuk melakukan kebersihan lingkungan sebagai bentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan terutama dalam mengurangi penyakit DBD.
Amir menjelaskan, untuk kondisi DBD di Manggarai saat ini terdapat 82 kasus dan paling tinggi ada di Kecamatan Langke Rembong dengan total 41 kasus.
Selain itu, kata Amir lagi, di Kecamatan Cibal total kasus DBD mencapai 16 kasus, sedangkan Kecamatan Wae Ri,i dan Satarmese masing-masing 8 kasus.
“Yang tidak ada sampai hari ini Satarmese Barat dan Cibal Barat” ujar Amir.
Lebih lanjut Amir bilang terkait pelaksanaan fogging di Kelurahan Tadong hari ini merupakan salah satu wilayah dengan penyakit yang ditularkan oleh vektor nyamuk DBD sangat tinggi. Akan tetapi puji Tuhan belum ada angka kematian yang disebabkan oleh vektor nyamuk DBD.
Periode dalam bulan yang sama pada Kelurahan memang tidak ada. Namun tahun 2024 ada 16 kasus DBD, 15 sudah sembuh dan sedang dalam perawatan (suspect).
Maka dari itu, lanjut Amir, pihaknya tetap berupaya untuk mengendalikan vektor dengan melakukan kegiatan pengamatan dan penyelidikan bioekologi, penentuan status kevektoran, status resistensi, efikasi bahan pengendali dan pemeriksaan sampel.
Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan intervensi vektor dan binatang pembawa penyakit dengan metode fisik biologi, kimia dan terpadu.
“Karena itu kriteria pelaksanaan fogging dilakukan berdasarkan hasil monitoring kepadatan populasi vektor dan Kelurahan Tadong jadi salah satunya” tutup Amir
Untuk diketahui sebelumnya pada pekan lalu Dinkes Manggarai dan Puskesmas Iteng juga melakukan penyemprotan fogging di Desa Legu Kecamatan Satarmese.
Di wilayah itu tingkat populasi vektor juga cukup tinggi dan menimbulkan angka kesakitan yang cukup banyak.
Penulis: Albertus Frederiko Davids