Manggarai Barat, FN – Siapa yang tidak kenal kota Labuan Bajo. Semenjak kota ini didapuk sebagai kota super premium, mata dunia tertuju pada kota kecil yang terletak di ujung Barat pulau Flores. Kunjungan wisatawan baik asing maupun lokal tejadi peningkatan yang begitu signifikan.
Pembangunan infrastrukturnya begitu masif melalui sentuhan dana APBN, Jalan-jalan di hot mix, gang – gang dalam kota dibuka, pemukiman di tata dengan rapi sampai pembangunan hotel-hotel berbintang muncul bak jamur di musim penghujan.
Namun kesemuanya ternyata sangat kontradiksi dengan keadaaan yang sebenarnya. Terlebih khusus pembangunan didalam kota labuan bajo yang berada di pinggiran.
Pantauan media ini Rabu, (21/05/2024) ditemukan di Kelurahan Wae Kelambu sebuah jalan yang ditanami pohon pisang oleh warga, tak hanya pohon pisang rumput liar pun tumbuh subur sehingga terkesan tidak elok.
Ternyata aksi masyarakat melakukan penanam pohon pisang di badan jalan tersebut akibat kecewa dan bentuk protes terhadap Pemerintah kabupaten Manggarai Barat Mabar karena selama bertahun-tahun jalan tersebut tak kunjung di aspal.
Salah satu Warga BL menjelaskan dirinya sudah sepuluh tahun tinggal di daerah tersebut, dan mengaku sudah sering menyampaikan kepada pemda, agar jalan tersebut di perbaiki. Namun hingga kini belum mendapat perhatian dari pemda Manggarai Barat
“Aksi penanaman pohon pisang di tengah jalan ini adalah bentuk protes dan kekecewaan warga terhadap Pemda Mabar pak,” katanya kepada wartawan.
Lebih lanjut BL mengaku jika beberapa bulan lalu Dinas terkait sudah mendatangi lokasi, dan menurut janji mereka beberapa bulan ke depan akan segera diperbaiki.
“saya sudah sepuluh tahun tinggal disini, jalannya dari dulu belum mendapat perhatian dari pemerintah, saya sudah berulang-ulang sampaikan kepada pemda baru ada respon sekitar 1 bulan yang lalu, kata mereka dua bulan kedepan jalan ini akan diperbaiki dan ditingkatkan”, katanya.
BL juga mengaku pada saat musim penghujan jalan tersebut berubah menjadi kubangan lumpur, selain karena masih jalan tanah juga karena tidak ada saluran pembuangan. Sehingga ketika hujan turun air menumpuk, di tambah lagi pembuangan limbah rumah tangga dari warga sekitar.
Sementara Abidin warga lainnya mengakui prihatin atas sikap cuek dari pemerintah, pasalnya Pemda tengah beberapa kali dijanjikan untuk segera dikerjakan.
“Loh, ini kota premium tapi kondisi jalan belum juga diperhatikan, kita ini macam kuda lagi, jalan yang masih tanah. Toh Labuan Bajo ini sudah kota Premium. Anehkan?,” kesalnya.
Padahal kata dia, pemerintah sudah beberapa kali turun ke lapangan, bahkan waktu itu mereka berjanji akan dikerjakan.
Ia berharap, Pemda Mabar agar sesegera mungkin melakukan perbaikan juga peningkatan jalan tersebut, sehingga mobilisasi masyarkat sehari-hari bisa lancar.**
Penulis : Tim Redaksi Fokus NTT