Gubernur NTT Pimpin Walikota dan Para Bupati se NTT Bertemu Sejumlah Menteri, Begini Harapan Ketua Kadin Mabar 

Ketua Kadin Manggarai Barat Ignasius Charles Angliwarman foto bersama Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman beberapa waktu lalu.  Foto: ist

Ruteng, FokusNTT- Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Manggarai Barat Ignasius Charles Angliwarman memuji langkah gubernur NTT Melki Laka Lena yang memimpin Walikota Kupang dan para bupati se NTT untuk bertemu sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Jakarta.

Namun Ketua Kadin Mabar Ignasius Charles Angliwarman menitipkan sejumlah harapan khususnya terkait rencana swasembada pangan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk dilaksanakan di NTT.

Bacaan Lainnya

Charles mengatakan, apa yang dilakukan oleh gubernur Melki Laka Lena adalah langkah taktis yang luar biasa.

Menurut Charles, langkah Gubernur Melki itu disebut sebagai semangat bersama untuk membangun NTT ke depannya, dengan tagline Ayo Bagun NTT.

Dia berharap, kebersamaan gubernur NTT dengan para bupati dan Walikota Kupang dalam membangun NTT, semua potensi masing-masing daerah harus dimapping.

“Dengan kehadiran para Bupati/Walikota, masing-masing daerah dapat melakukan mapping sesuai karakteristiknya,” harap Charles ketika dihubungi media ini, Rabu (19/3/2025) malam.

Charles dimintai komentarnya terkait gebrakan Gubernur NTT Melki Laka Lena bersama Wagub Johny Asadoma.

Menurut Charles, mapping potensi berdasarkan karakteristik daerah masing-masing itu agar tidak terjadi pelaksanaan program yang tumpang tindih sehingga goal atau tujuan pembangunan dapat dicapai.

Charles juga ditanyai hal yang paling urgen untuk tercapainya swasembada pangan di NTT.

Dia mengatakan, selama ini sebagian besar beras hang dikonsumsi masyarakat NTT berasal dari luar NTT bahkan diimpor dari luar negeri seperti Vietnam, Thailand, Philipina, dan lain-lain.

Presiden Prabowo, kata dia, berkomitmen untuk tidak mengimpor beras dari luar negeri.

Untuk swasembada pangan, khususnya beras, NTT masih kekurangan banyak karena hanya 10 persen saja masyarakat NTT yang memiliki sawah. “Jadi, (untuk memenuhi konsumsi beras) masyarakat masih tergantung beras dari luar NTT. Apalagi ada informasi banyak (sawah petani) yang terancan gagal panen, karena serangan hama, dan penyakit yang mengakibatkan produktivitas menurun. Belum lagi ada daerah yang curah hujannya rendah,” kata Charles.

Dia menyarankan, untuk mencapai swasembada beras di NTT, pemerintah harus mencetak sawah baru dengan membuka lahan tidur yang begitu banyak di NTT.

Hal lain yang menjadi saran Charles adalah soal peran Bulog. Dia mengusulkan, Bulog harus membeli beras dari petani di penggilingan lokal.

Target Bulog NTT untuk membeli beras dari petani memang jauh dari yang diharapkan, karena petani di NTT menjadikan beras untuk dikonsumsi sendiri. Kalau pun disimpan, lanjut dia, hanya untuk menunggu musim panen berikutnya.

Data yang dihimpun media ini dari sejumlah sumber menyebutkan, produksi beras di NTT tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

Pada Januari–Maret 2024, produksi beras di NTT hanya mampu memenuhi 23 persen dari total kebutuhan setiap bulannya.

Sisanya, 70 persen stok beras dari luar NTT ditambah 7 persen dari stok Bulog.

Sementara berdasarkan data yang dihimpun media ini dari BPS NTT, luas lahan sawah irigasi 103.895,6 hektar. Luas tersebut tersebar di semua kabupaten di NTT dan terbanyak di kabupaten Sumba Timur 11.952 hektar; Kabupaten TTS 9.149 hektar; Kabupaten Manggarai 11.526 hektar; Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) 11.268 hektar; dan Kabupaten Manggarai seluas 11.344,5 hektar.

Non irigasi Kabupaten Kupang 15.380,3; Rote Ndao 11.736,7; dan secara keseluruhan, luas sawah non irigasi di NTT mencapai 84.224,5 hektar.

Penulis: aka

Pos terkait