Dinkes Manggarai dan Puskesmas Iteng Fogging di Desa Legu, Kendalikan Vektor Nyamuk DBD

Manggarai, FNDesa Legu, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas Iteng yang sampai saat ini tingkat penularan vektor nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) cukup tinggi.

Vektor nyamuk DBD di Desa Legu banyak ditemukan di masyarakat dengan angka kesakitan yang tinggi. Hal tersebut dinilai sangat berdampak pada kerugian ekonomi masyarakat.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Terkuak Dugaan Praktik Money Politik oleh Caleg NasDem di Manggarai, Warga Laporkan FPN ke Sentra Gakkumdu

Merespon itu Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai bersama Puskesmas Iteng melakukan fogging dengan menggunakan bahan kimia untuk mengendalikan vektor dan mematikan nyamuk dewasa dalam waktu cepat.

Kepala Bidang Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Gabriel Amir menjelaskan, fogging atau pengasapan dilakukan dalam rangka mengendalikan populasi vektor yang dapat berfungsi untuk menurunkan risiko penularan penyakit.

Selain itu, kata Amir, kegiatan fogging ini juga dapat mengurangi ketidaknyamanan (NUISANCE).

“Jadi upaya pengendalian vektor itu dengan cara fogging yang kami lakukan sekarang” kata Amir, Rabu (6/3/2024).

Dikatakannya, kriteria pelaksanaan fogging dilakukan berdasarkan hasil monitoring kepadatan populasi vektor dan kasus penyakit. Karena itu Desa Legu sebagai pilihan dengan jumlah populasi tertinggi.

“Fogging sasarannya ke nyamuk aedes aegypti, vektor dengue, chikungunya, nyamuk culex, anopheles dengan persyaratan daerah non endemis dan endemis” ujar Amir.

Menurutnya, poin paling penting dalam penanganan dan pengendalian vektor ini adalah kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan lebih khusus pada pergantian musim.

“Dalam kondisi seperti ini jika media penampungan air dan media tergenang air tidak dapat diperhatikan, maka dapat menjadi salah satu faktor tempat berkembang biaknya vektor” jelas Amir.

Lebih lanjut Amir menjelaskan, pelaksanaan fogging telah diatur dalam PP No.66 tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan dan Permenkes No.50 tahun 2017 tentang standar baku kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan untuk vektor dan binatang pembawa penyakit serta pengendaliannya.

Sementara dalam Permenkes No.14 tahun 2021 tentang pengendalian vektor, jelas Amir, dapat dilakukan melalui metode kimia.

Saat ini Amir bilang angka kematian untuk vektor memang belum ada. Namun tidak menutup kemungkinan bisa berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan potensi vektor yang ada di Desa bisa sampai pada level Kabupaten.

Karena itu menurut Amir ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengendalian vektor.

Pertama, pengamatan dan penyelidikan bioekologi, penentuan status kevektoran, status resistensi dan efikasi bahan pengendali serta pemeriksaan sampel.

Kedua, intervensi vektor dan binatang pembawa penyakit dengan metode fisik biologi, kimia dan terpadu.

Amir tentunya berharap, peran lintas sektor RT, RW, para pemerhati lingkungan beserta pihak Desa dan Kelurahan agar berperan penting dalam mengatasi populasi vektor ini.

“Hari ini kami dari Dinkes Manggarai dan Puskesmas Iteng merasa berbangga kepada Pa Camat dan jajarannya dan juga Pa Kades yang telah jauh hari menginformasikan tentang vektor yang terjadi di Desa Legu. Kami juga berterima kasih kepada jajaran yang telah melakukan bakti atau kebersihan lingkungan di sekitar Desa ini. Tentunya kami berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai disini saja” tutur Amir.

Ia pun memberitahukan bahwa kegiatan serupa yakni fogging juga akan dilaksanakan di Kelurahan Tadong karena disana juga ada peningkatan kasus.

Penulis: Albertus Frederiko Davids 

Pos terkait