Manggarai, FN – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur menggelar Rapat Koordinasi dan Evaluasi program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD), yang berlangsung di Aula Dinas PMD Rabu (22/11/2023).
Acara Rakoord dan Evaluasi ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Manggarai Yos Jehalut.
Hadir dalam kegiatan tersebut PLT Kadis Koperasi dan UMKM Kabupaten Manggarai Dicky Jenarut, Kepala Dinas Perikanan, Camat Satarmese Barat Ansel Janggur, Camat Satarmese Daminaus Arjo, Camat Ruteng, Camat Wae Rii, Camat Satarmese Utara, Kordkab Program TEKAD serta undangan lainnya.
Kepala Dinas PMD Kabupaten Manggarai Yoseph Jehalut dalam keterangan persnya menjelaskan, Rakoordimasi dan Evaluasi program TEKAD dilakukan dengan maksud, untuk mengevaluasi hasil kerja tim dan juga progres program di setiap Desa yang sudah dilaksanakan selama tahun berjalan.
Ini penting kata Dia agar bisa mengetahui apakah program yang dijalankan, memberikan dampak yang positif yaitu ada peningkatan produksi yang berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat desa.
Kadis Yos juga menjelaskan untuk Kabupaten Manggarai saat ini, ada sebanyak 20 Desa yang sudah menjadi Desa Tekad. Rata-rata program yang di jalankan adalah Demplot. Jenis Demplot nya lanjut Kadis Yos ada tanaman padi sawah, peternakan, holtikultura dan tanaman pangan.
“untuk jumlah desa Tekad saat ini di Kabupaten Manggarai ada dua puluh desa, dan rata-rata programnya berjalan dengan baik, seperti demplot, ada yang padi sawah,ada yang ternak, ada yang holti, dan ada juga penggemukan babi, prinsipnya adalah semua program berjalan dengan baik dan berhasil, sehingga bisa berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat” kata Kadis Yos.
Kadis Yos juga mengatakan, untuk tahun 2024 Kabupaten Manggarai mendapat penambahan untuk Desa TEKAD yaitu sebanyak 57 Desa, sehingga total menjadi 77 Desa.
“tahun 2024 ada penambahan lagi yaitu 57 Desa, jumlah itu sudah lebih dari lima puluh persen dari jumlah total desa yang ada di Kabupaten Manggarai” katanya.
Kehadiran program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) di desa lanjut Dia, untuk mendorong partisipasi pemangku kepentingan di Desa secara demokratis, serta memberi akses kepada masyarakat kampung, untuk berpartisipasi dalam penyelengaraan pemerintahan desa.
Untuk itu Dia berharap kepada para fasilitator/pendamping Kabupaten, Kecamatan dan kader desa untuk terus memberikan memotifasi dan memastikan adanya pola transparansi, akuntabilitas serta secara rutin maupun berkala mendorong partispasi masyarakat kampung, aparat desa dalam musyawarah desa (MUDES) mulai dari perencanaan, pelaksanaaan program dan mengevalusi program tekad di desanya.
Karena menurut Dia sukses tidaknya program TEKAD sangat tergantung dari pola pendampingan serta pengolahan data yang akurat yang dibuat oleh Koordinator Kabupaten, Fasilitator Kecamatan dan Kader Desa.
“Data dari teman teman di lapangan itu akan menjadi titik star dari program ini. Itu akan menjadi batometer yang bisa kita gunakan untuk tahun mendatang” tutup kadis Yos.
Untuk diketahui Program TEKAD yang diresmikan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar pada Pertengahan Mei 2020 lalu. Ini merupakan program kerjasama antara Kemendes PDTT dan International Fund for Agriculture Development (IFAD).
Kemendes PDTT dan IFAD memiliki kesamaan komitmen untuk melakukan proses pembangunan secara intensif berkelanjutan, berbasis desa dan daerah pinggiran. Yang mana target utama pembangunan tersebut adalah, untuk kesinambungan ekonomi masyarakat desa menuju masyarakat sejahtera.
Ada dua hal penting yang menjadi fokus program Kemendes PDTT yaitu program pembangunan dan program pemberdayaan berbasis desa dan kawasan transmigrasi serta program pemberdayaan masyarakat.