Dinas Pertanian Manggarai Wanti-Wanti Perubahan Iklim

Manggarai, FN – Fenomena alam yang sedang diwanti-wanti oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai saat ini adalah perubahan iklim.

Perubahan iklim diketahui dapat berdampak luas bagi aspek kehidupan manusia terutama sektor pertanian.

Bacaan Lainnya

Perubahan curah hujan dan peningkatan suhu jadi salah satu wujud perubahan iklim yang akan dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai ke depan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manggarai, Ferdinandus Ampur menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang wanti-wanti terhadap perubahan iklim yang akan dihadapi para petani.

Dampak dari perubahan iklim itu, kata Ferdi, dapat menyebabkan produktivitas hasil pertanian menurun dan anjloknya hasil kerja petani, begitu juga dengan ketersediaan air yang semakin terbatas.

Untuk itu ia berharap ada kesadaran kolektif di antara semua pihak dalam mengahadapi tantangan ini.

Dalam beberapa kesempatan, lanjut Ferdi, Bupati Heribertus Nabit sering mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap perubahan iklim di Manggarai. Bahkan pa bupati pernah sampaikan itu di mimbar gereja saat mengikuti perayaan paskah minggu lalu bersama umat.

“Setiap kali saya ikut dengan pa bupati, baik itu kunjungan kerja maupun perayaan paskah beliau sering ingatkan itu. Di gereja Santu Klaus dan Robo juga dia omong, siap-siap dengan perubahan iklim” ujar Ferdi saat

Ia mengatakan, apa yang disampaikan oleh Bupati sudah menjadi PR dan konsep bersama karena sekarang semua pihak sedang menghadapi tantangan itu.

Sebetulnya secara personal, sambung Ferdi, bupati selalu menjadikan isu perubahan iklim ini sebagai pemantik yang bisa meningkatkan kesadaran masyarakat karena salah satu fungsi kepemimpinan adalah memberi warning yang tanpa disadari oleh orang lain.

“Ini bukan sebuah ketakutan yang masih jauh, tetapi sudah di depan mata dan kita sedang menghadapi itu sekarang. Makanya pa bupati sering kasi warning” kata Ferdi

Saat ini, tambah Ferdi, pihaknya sedang menunggu untuk melembagakan sebuah keprihatinan ini. Sebetulnya jalur memang sudah ada seperti yang dibangun setahun lalu, hanya saja lembaga yang dibentuk masih punya kendala pemahaman.

Tapi yang nomor satu itu kesadaran dari para pemangku kepentingan strategis terhadap perubahan iklim.

Ia pun berharap masyarakat terus waspada karena pihaknya akan terus mensosialisasikan tentang dampak-dampak perubahan iklim sehingga prosesnya bisa diantisipasi secara bersama.

Ia juga bilang sosialisasi pelan tapi pasti akan dilakukan dalam setiap momen apabila pihaknya mempunyai kesempatan untuk membicarakan itu.

“Jadi masyarakat jangan berpikir cuaca ini begini terus sehingga padi dan jagung cepat subur. Bisa jadi besok lusa langsung kering krontang karena perubahan iklim. Disitulah saya pikir bagaimana langkah-langkah yang harus diambil ke depan” tutur Ferdi

Penulis: Albertus Frederiko Davids 

Pos terkait