Daftar ke Banteng, Visi Misi Paket Viral Cocok Dengan PDIP

Penulis: Albertus Frederiko Davids

Tim Redaksi Fokusntt.com

Bacaan Lainnya

 

Manggarai, FN – Paket Viral yang membawa nama Viktor Slamet dan Fransiskus Ramli Boy Koyu secara resmi mendaftar ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati Manggarai tahun 2024 pada Rabu 24 April.

Kedatangan rombongan Paket Viral menuju Sekretariat Partai berlambang Banteng itu diterima langsung oleh Sekretaris DPC PDIP Manggarai Aven Mbejak, Wakil Sekretaris Bidang Internal Paulus Rahmat, Pengurus PAC Kecamatan Ruteng Aprianto Nahat, Anggota PAC Kecamatan Satarmese Barat Fabianus Apul dan beberapa pengurus lainnya.

Seluruh berkas pendaftaran Paket Viral pun langsung diverifikasi oleh tim PDIP Manggarai dan dinyatakan lengkap sesuai persyaratan.

Dalam sambutannya Viktor Slamet menyampaikan ucapan terima kasih ketua dan para anggota panitia pendaftaran yang telah berkenan menerima paket viral untuk bisa mendaftar di PDIP sebagai bakal calon bupati dan calon wakil bupati.

Ia juga memberikan apresiasi kepada PDIP atas prestasi dan kinerja dalam Pileg 2024 sehingga berhasil meraup 5 kursi di DPRD Manggarai.

Menurut Viktor, prestasi ini memperkuat posisi PDIP yang selama ini dikenal dengan partai wong cilik. Keberpihakan kepada orang kecil menjadi kunci keberhasilan PDIP dalam mempertahankan posisinya, dan selalu menjadi partai papan atas di Kabupaten Manggarai maupun di Nasional.

Viktor berharap PDIP dapat mengusung paket viral, Victor Selamet sebagai calon bupati dan Frans Ramli Boy Koyu sebagai calon wakil bupati untuk bisa ikut dalam pilkada tahun 2024 di kabupaten Manggarai.

“Kami berkomimen siap untuk menjadi kader PDIP dan siap memenangkan pilkada ini” kata Viktor.

Visi Misi Paket Viral 

Visi dan program paket viral dalam membangun Kabupaten Manggari 2024-2029 sesuai dengan visi PDIP yaitu keberpihakan terhadap wong cilik yang di dalamnya ada para petani, peternak, nelayan, buruh, orang muda, mahasiswa, para pelaku usaha dan UMKM.

Sektor pertanian menjadi motor penggerak ekonomi yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kehutanan.

Visi ini, kata Viktor, tentu terinspirasi dari pidato presiden Soekarno pada peletakan batu pertama Fakultas Pertanian, Universitas Indonesia (sekarang telah menjadi Institut Pertanian Bogor/IPB) pada tanggal 27 April 1952. yang berjudul “Pangan Rakyat Soal Hidup atau Mati.

“Paling tidak aspek penting dari pidato ini mau menekankan pada urgensi permasalahan yang di hadapi yaitu pangan atau makanan benar- benar merupakan hal yang sangat mendesak dan harus dalam prioritas tertinggi” tuturnya.

Esensi dari pidato tersebut masih sangat relevan dengan keadan Manggarai saat ini, dimana pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sehingga kebutuhan pangan akan semakin meningkat pula sedangkan peningkatan produktivitas tidak sebesar peningkatan pertumbuhan penduduk.

Disisi lain, tambah Viktor, terjadi perubahan iklim yang ekstrim, penerapan teknologi, inovasi dan pendidikan petani yang relatif rendah dengan pendampingan yang sangat minim.

Pangan saat ini bukan hanya sekedar jumlah atau jenis, tetapi juga menyangkut kualitas, daya saing, ketersediaan, sumberdaya, kondisi kehidupan petani yang miskin, perkembangan tehnologi yang tidak berhenti, politik ekonomi, dan berbagai dimensi sosial kemasyarakatan lainnya.

Untuk itu Viktor menegaskan dalam lima tahun ke depan perlu di ambil beberapa langkah strategis sebagai berikut;

1. Membutuhkan Komitmen dan keputusan politik yang kuat. Hal ini mengisyaratkan bahwa urusan pangan memang harus diselesaikan secara teknis dan keputusan politik yang kuat, tidak dapat hanya salah satunya. Program dan rencana kerja pemerintah juga tidak hanya janji tetapi harus dilksanakan dengan melibatkan semua stakeholder, terutama para kaum muda dan milenial.

2. Perlu adanya kerja sama dan kolaborasi karena persoalan pangan adalah persoalan yang lalu, saat ini dan yang akan datang. Maka dari itu perlu adanya kolaborasi dan kerja sama antara pemerintah, pendidikan tinggi pertanian (IPB Bogor dan Unika St Paulus Ruteng), Litbang pertanian, pelaku usaha dan masyarakat.

3. Dukungan Para Pelaku Usaha

Pos terkait