Jakarta, FN – Pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu memicu turunnya pertumbuhan konsumsi listrik. Kala itu, pertumbuhan ekonomi berbasis manufaktur sudah bergeser ke pariwisata yang berbasis jasa. Begitu merebak Covid-19, sektor pariwisata jatuh, konsumsi listrik pun turun. Akibatnya terjadi oversupply.
PLN (Persero) melakukan berbagai upaya guna menjaga kondisi supply and demand. Mulai dari mengatur beban pasokan listrik, meningkatkan pertumbuhan konsumsi listrik hingga efisiensi operasional.
Komisi VII DPR RI mengapresiasi berbagai upaya PT PLN dalam mengatasi kelebihan pasokan atau oversupply listrik yang terjadi. Pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu menjadi pemicu turunnya pertumbuhan konsumsi yang menyebabkan terjadi oversupply listrik.
Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti, menganggap bahwa upaya yang dilakukan oleh PLN dalam mengatasi oversupply patut dihargai dan didukung. Menurutnya, PLN telah mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan konsumsi listrik masyarakat sehingga kondisi oversupply tidak berdampak signifikan terhadap PLN.
“Kami mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh PLN dalam mengatasi oversupply. Langkah-langkah tersebut perlu didukung. Upaya PLN untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai bagian dari ekosistem juga merupakan langkah strategis,” kata Dyah.
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, juga mengapresiasi langkah-langkah PLN dalam memperluas permintaan listrik. Ia menyadari bahwa mengatasi kelebihan pasokan listrik bukanlah hal yang mudah, tetapi PLN telah berusaha dengan sungguh-sungguh dan memerlukan dukungan dari semua pihak.
“Meningkatkan pasokan dan permintaan tentu bukanlah hal yang mudah. Namun, upaya PLN dalam menciptakan strategi yang canggih dan cerdas seperti saat ini harus terus dijaga,” ujar Mulyanto.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa keadaan oversupply yang terjadi saat ini terkait erat dengan perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan listrik. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang menjadi acuan pertumbuhan listrik juga telah berubah, sehingga konsumsi listrik mengalami penurunan.
“Terjadi perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi, terutama dalam pergeseran dari sektor manufaktur ke sektor pariwisata yang berbasis jasa. Saat terjadi pandemi Covid-19, konsumsi listrik mengalami penurunan,” ujar Darmawan.
Namun, PLN telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan listrik. Mulai dari pengaturan beban pasokan listrik, peningkatan pertumbuhan konsumsi listrik, hingga efisiensi operasional.
“PLN berusaha keras mencapai target keseimbangan pasokan dan permintaan. Kami melakukan renegosiasi dengan pembangkit swasta yang sedang dalam tahap konstruksi dan menunda integrasinya ke dalam sistem PLN. Langkah ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan, serta memberikan waktu untuk meningkatkan permintaan,” kata Darmawan.
Selain itu, PLN juga berupaya meningkatkan konsumsi listrik melalui berbagai program, seperti program elektrifikasi pertanian dengan mengganti alat pertanian yang berbasis listrik. Program ini tidak hanya meningkatkan konsumsi listrik, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan memberikan manfaat efisiensi bagi para petani.
“Bagi petani, biaya operasional di penggilingan dapat berkurang hingga seperempatnya. Petani buah naga juga mengalami peningkatan produktivitas yang signifikan,” cerita Darmawan.
PLN juga telah melistriki pelabuhan dan kegiatan perikanan melalui program elektrifikasi maritim. Melalui program ini, PLN mengganti sumber energi pelabuhan yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak menjadi listrik.
“Kami bekerja sama dengan Pelindo dan Kementerian Perhubungan untuk memasang anjungan listrik di dermaga, sehingga saat kapal bersandar, tidak lagi menggunakan genset yang tidak ramah lingkungan, tetapi langsung menggunakan listrik dari PLN. Selain lebih ramah lingkungan, ini juga mengurangi biaya operasional hingga 30%,” kata Darmawan.
PLN juga aktif melakukan akuisisi pembangkit listrik swasta guna mendorong produktivitas industri. PLN meyakinkan pelaku industri yang masih menggunakan pembangkit sendiri untuk beralih ke pasokan listrik PLN. Selain meningkatkan pertumbuhan listrik PLN, hal ini juga dapat menghasilkan penghematan biaya bagi industri.
Darmawan menegaskan bahwa seiring dengan pemulihan ekonomi, pertumbuhan listrik semakin meningkat saat ini. Hal ini terlihat dari konsumsi listrik pada tahun 2020 yang mengalami penurunan sebesar 0,78%, namun meningkat menjadi 5,72% pada tahun 2021. Ini menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Bahkan pada tahun 2022, pertumbuhan konsumsi listrik mencapai 6,11%.
“Ini menunjukkan bahwa perekonomian di Indonesia telah kembali normal, bahkan melampaui kondisi sebelum pandemi Covid-19,” tegas Darmawan.